Rabu, 11 Mei 2016




 RISYA EVA SARI NADAPDAP

02 2014 050


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Pada wanita terdapat siklus menstruasi. Siklus ini berkaitan dengan pembentukan sel telur dan pembentukan endometrium. Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid yang baru.
Biasanya, periode pertama terjadi sekitar usia 12 atau 13 tahun. Namun, beberapa anak perempuan mulai mengalami menstruasi pada usia 8 atau 9 tahun, sedangkan yang lain mungkin lebih lama sekitar umur 15 atau 16 tahun. Menstruasi biasanya dimulai sekitar 2 tahun setelah payudara mulai berkembang dan diikuti dengan perkembangan pinggang dan rambut halus disekitar vagina.
Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus menstruasi yang normal atau yang dianggap sebagai siklus klasik ialah 28 hari, tetapi hanya beberapa perempuan yang mengalami siklus klasik. Lebih dari 90% perempuan mempunyai siklus menstruasi antara 24 sampai 35 hari. Perbedaan siklus ini dipengaruhi oleh hormon reproduksi.
Lama menstruasi biasanya antara 3-6 hari, ada yang 1-2 hari dan diikuti darah yang sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari.
1.2.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana gambaran tentang menstruasi pada wanita.
2.      Mengetahui pengertian dari menstruasi
3.      Mengetahui siklus menstruasi
4.      Mengetahui tanda dan gejala menstruasi
5.      Gangguan pada menstruasi
6.      Kebutuhan gizi pada saat menstruasi
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalamm makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian menstruasi dan gambaran tentang siklus menstruasi.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1.DEFINISI MENSTRUASI
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan endometrium. (Sarwono, 2007)
Menstruasi atau haid mengacu pada pengeluaran darah dan sel-sel secara periodik melalui vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. (Maulana, 2008)
Menstruasi adalah situasi pelepasan endometrium dalam bentuk serpihan dan perdarahan akibat pengeluaran hormone estrogen dan progesterone yang turun dan berhenti sehingga terjadi vasokontriksi pembuluh darah yang segera diikuti vasodilatasi. (Manuaba, 2009)
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dimana darah berasal dari endometrium yang nekrotik. (Kusmiyati, dkk, 2008)
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang terjadi setiap bulan secara terus menerus disebut sebagai siklus menstruasi. Menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga menopause (sekitar usia 45- 55 tahun). Normalnya menstruasi berlangsung selama 3-7 hari.
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.
Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi sampai hari dimana perdarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir yaitu satu hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.
Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh  interaksi hormon yang dikeluarkan hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan dan indung telur. Pada  permulaan daur , lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai penyokong  bagi janin yang sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil. Hormon memberi sinyal pada telur didalam indung telur untuk mulai berkembang. Tak lama kemudian, sebuah telur dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba falopii dan menuju ke rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan intim, lapisan rahim akan berpisah dari dinding dan mulai luruh serta akan dikeluarkan melalui vagina. Periode pengeluaran darah dikenal sebagai periode menstruasi yang berlangsung srkitar 3-7 hari. Bila seorang wanita mengalami kehamilan maka, menstruasi bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu, menghilangnya menstruasi bulanan merupakan tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang hamil. kehamilan dapat di konfirmasi dengan pemeriksaan darah sederhana.

2.2.SIKLUS MENSTRUASI
Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium(indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi menjadi 3 bagian, yaitu siklus folikuler, siklus ovulasi dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi 4 fase, yaitu : fase menstruasi, fase post menstruasi fase intermenstruum dan fase pramenstruum.
Perubahan didalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal. Rahim terdiri atas 3 lapisan yaitu, perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot rahim yang terletak dibagian tengah) dan endometrium (lapisan terdalam rahim). Endometrium adalah lapisan yang berperan di dalam siklus menstruasi. Siklus menstruasi dapat ditinjau dari uterus maupun ovarium sebagai berikut :

a.              Siklus uterus
Siklus uterus berupa pertumbuhan dan pengelupasan bagian dalam uterus-endometrium. Pada akhir fase mentruasi endometrium mulai tumbuh kembali dan memasuki fase proliferasi. Pasca ovulasi, pertumbuhan endometrium berhenti sesaat dan kelenjar endometrium menjadi lebih aktif-fase sekresi.
Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi  dalam uterus. Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus. Fase-fase tersebut adalah :
a)    Fase menstruasi atau deskuamasi
Pada masa ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai dengan perdarahan. Hanya lapisan tipis yang tinggal yang disebut dengan stratum basale, stadium ini berlangsung 4 hari. Potongan-potongan endometrium dan  lendir akan keluar ketika menstruasi, darah menstruasi tidak membeku karena adanya fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan - potongan mukosa. 
b)    Fase post menstruasi
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan endometrium secara berangsur - angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang tumbuh dari sel - sel epitel kelenjar endometrium. Pada waktu ini tebal endometrium ± 0,5 mm, stadium ini dimulai waktu stadium menstruasi dan berlangsung ± selama 4 hari.
c)      Fase intermenstruum atau stadium proliferasi
  Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal  ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke 14 dari siklus haid. Fase proliferasi dapat dibagi dalam 3 subfase yaitu :




1)   Fase proliferasi dini 
Fase proliferasi dini berlangsung antara hari ke 4 sampai hari ke 9. Fase ini dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar. Kelenjar ini kebanyakan lurus, pendek dan sempit. Bentuk kelenjar ini merupakan ciri khas fase proliferasi : sel - sel kelenjar mengalami mitosis.
Sebagian sediaan masih menunjukkan suasana fase  menstruasi dimana terlihat perubahan - perubahan involusi dari epitel kelenjar yang berbentuk kuboid. Stroma padat dan sebagian menunjukkan aktivitas mitosis, sel - selnya berbentuk bintang dan lonjong dengan tonjolan - tonjolan anastomosis. Nukleus sel stroma relatif besar karena sitoplasma relatif sedikit.
2)       Fase proliferasi akhir
  Fase ini berlangsung pada hari ke 11 sampai hari 14. Fase ini dapat dikenal dari permukaan kelenjar  yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stroma bertumbuh aktif dan padat.
d)     Fase pramenstruasi atau stadium sekresi
Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke 14 sampai ke 28. Pada fase ini endometrium kira - kira  tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk keluk dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi. Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu :
1)     Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena kehilangan cairan.
2)     Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah kearah sel-sel; desidua, terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi. Disamping itu dalam siklus menstruasi hormone sangat berpengaruh diantaranya adalah yang dihasilkan gonadotropin hipofisis yaitu : Luteinizing Hormon (LH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH. LH merupakan glikoprotein yang dihasilkan oleh sel-sel asidofilik (afinitas terhadap asam), bersama dengan FSH berfungsi mematangkan folikel dan sel telur, serta merangsang terjadinya ovulasi. Folikel yang melepaskan ovum selama ovulasi disebut korpus rubrum yang disusun oleh sel-sel lutein dan disebut korpus luteum.
Folikel Stimulating Hormon (FSH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH. FSH merupakan glikoprotein yang dihasilkan oleh sel-sel basofilik (afinitas terhadap basa). Hormon ini mempengaruhi ovarium sehingga dapat berkembang dan berfungsi pada saat pubertas. FSH mengembangkan folikel sprimer yang mengandung oosit primer dan keadaan padat (solid) tersebut menjadi folikel yang menghasilkan estrogen.
Prolaktin Releasing Hormon (PRH) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin. Berbeda dengan LH dan FSH, prolaktin terdiri dari satu rantai peptida dengan 198 asam amino dan sama sekali tidak mengandung karbohidrat. Secara pilogenetis, prolaktin adalah suatu hormon yang sangat tua serta memiliki susunan yang sama dengan hormon pertumbuhan (Growth hormone, Somatogotropic hormone, TSH, Somatotropin). Secara sinergis dengan estradia, prolaktin mempengaruhi payudara dan laktasi, serta berperan pada pembentukan dan fungsi korpus luteum.
2.3.TANDA DAN GEJALA MENSTRUASI
Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala yang dapat terjadi pada saat masa menstruasi :
a)      Kram perut
b)      Nyeri payudara
c)      Perubahan suasana hati
d)     Timbul jerawat
e)      Tekanan pada panggul
f)       Sakit punggung
g)      Sakit kepala dan Kelelahan
h)      Kesulitan Berkonsentrasi

2.4.GANGGUAN MENSTRUASI
a.    Premenstrual Tension (Ketegangan Prahaid)
            Ketegangan prahaid adalah keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid dan menghilang sesudah haid datang walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti.
            Salah satu penyebab utama premenstrual tension adalah faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga dan masalah sosial.  Jika ditinjau dari aspek anatomi penyebab esensial dari gangguan tersebut adalah adanya defesiensi luteal dan pengurangan produksi progesterone serta ketidakseimbangan estrogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium.
Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di dalam darah, yang akan menyebabkan gejala depresi dan khususnya gangguan mental. Kadar esterogen akan mengganggu proses kimia tubuh ternasuk vitamin B6 (piridoksin) yang dikenal sebagai vitaminanti depresi karena berfungsi mengontrol produksi serotonin. Serotonin penting sekali bagi otak dan syaraf, dan kurangnya persediaan zat ini dalam jumlah yang cukup dapat mengakibatkan depresi. Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala premenstruasi adalah prolaktin, yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah esterogen dan progesteron yang dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang terlalu banyak dapat mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua hormon tersebut. Wanita yang mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut kadar prolaktin dapat tinggi atau normal. Gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma linolenic acid (GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem reproduksi, sistem saraf, dan sebagai anti peradangan.
b.    Disminore
            Disminore adalah nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai membuat wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri sering bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah.
Jika ditinjau dari aspek anatomi,yang menjadi salah satu penyebab gangguan disminorea adanya sekresi hormonsecara berlebihan atau sekresi sejenis zat yang disebut prostaglandin.  Zat inilah yang menyebabkan peningkatan frekuensi  kontraksi otot rahim sehingga menimbulkan nyeri haid. Dikenal adanya disminore primer dan sekunder. Nyeri haid atau disminorea ada dua macam : Nyeri haid primer, timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. Nyeri haid itu normal, namun dapat berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor  psikis dan fisik, dan seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun. Nyeri haid sekunder, biasanya baru muncul kemudian yaitu jika ada penyakit atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.
c.    Pendarahan Uterus Abnormal
a)      Hipermenore
Hipermenore adalah perdarahan berkepanjangan atau berlebihan pada waktu menstruasi teratur. Bisa disebut juga dengan perdarahan haid yang jumlahnya banyak hingga 6-7 hari. Pada hipermenore perdarahan menstruasi berlangsung sekitar 8-10 hari dengan kehilangan darah lebih dari 80ml. Jika ditinjau dari aspek anatomi, penyebab utama terjadinya hipermenore adalah terhambatnya fase proliferasi pada dinding endometrium, dikarenakan produksi hormone estrogen kurang optimal.
b)      Amenore
Amenore bukan suatu penyakit tetapi merupakan gejala. Amenore adalah tidak adanya haid selama 3 bulan atau lebih. Gangguan amenore disebabkan tidak normalnya produksi FSH serta LH, dalam hal ini masing-masing bertujuan untuk merangsang pertumbuhan folikel yang terdapat pada ovarium hingga folikel matang dan mempercepat terjadinya ovulasi.
2.5.KEBUTUHAN GIZI PADA SAAT MENSTRUASI
      a.Pertumbuhan selama remaja
Remaja mempunyai kebutuhan nutrisi yang spesial, karena pada saat tersebut terjadi pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan timbulnya pubertas. Perubahan pada masa remaja akan memengaruhi kebutuhan, absorpsi, serta cara penggunaan zat gizi. Hal ini disertai dengan pembesaran organ dan jaringan tubuh yang cepat. Perubahan hormon yang menyertai pubertas juga menyebabkan banyak perubahan fisiologis yang memengaruhi kebutuhan gizi pada remaja.
Pertumbuhan yang pesat dan masa pubertas pada remaja tergantung pada berat dan komposissi tubuh seseorang. Ini menunjukkan bahwa status gizi memegang peranan penting dalam menentukan status kematangan fisiologis seseorang.
Kecepatan pertumbuhan dan kebutuhan gizi bervariasi pada masing-masing individu remaja. Ini menunjukkan bahwa dibandingkan usia, tingkat kematangan seksual yang didasarkan pada munculnya tanda seksual sekunder lebih mempunyai makna sebagai indikator dalam menentukkan kebutuhan gizi.

      b.Kebutuhan gizi pada remaja
Kebutuhan gizi pada remaja lebih tinggi daripada usia anak. Namun, kebutuhan gizi pada remaja perempuan dan laki-laki akan jelas berbeda. Hal ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan yang pesat,kematangan seksual, perubahan komposisi tubuh, mineralisasi tulang, dan perubahan aktivitas tubuh. Kebutuhan nutrisi yang meningkat pada masa remaja adalah energi,protein, kalsium, besi dan zinc.

Energi
Kebutuhan energi pada individu remaja yang sedang tumbuh sulit untuk ditentukan secara tepat. Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan gizi remaja adalah aktivitas fisik seperti olahraga. Remaja yang aktif dan banyak melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar dibandingkan remaja yang kurang aktif.
Sumber energi terutama diperoleh dari makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, terigu, dan hasil olahannya, umbi-umbian, jagung, sagu, gula, dan lain-lain.

Protein
Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhan terjadi dengan cepat. Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein remaja wanita lebih besar pada remaja laki-laki, karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein harus memenuhi 12-14% dari pemasukan energi. Bila pemasukan energi tidak adekuat, maka protein akan digunakan sebagai sumber energi, dan ini akan mengaibatkan malnutrisi.
Makanan sumber protein hewani bernilai biologis lebih tinggi dibandingkan sumber protein nabati, karena komposisi asam amino esensial yang lebih baik dari segi kuantitas dan kualitas. Contoh sumber protein adalah: daging merah (sapi, kerbau, kambing), daging putih (ayam, ikan), susu dan hasil olahannya., kedele dan hasil olahannya, kacang-kacangan, dan lain-lain.

Mineral
Kebutuhan mineral terutama kalsium, zinc, dan zat besi juga neningkat pada masa remaja. Kalsium penting untuk kesehatan tulang, khususnya dalam menambah massa tulang. Keterbatasan masa tulang selama remaja akan meningkatkan resiko osteoporosis pada kehidupan selanjutnya, khususnya pada wanita. Sumber kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya. Sumber lainnya adalah ikan, kacang-kacangan, dan sayuran.
Karena ekspansi volume darah dan untuk mempertahankan produksi hemoglobin selama pertumbuhan, maka kebutuhan akan zat besi pada remaja juga meningkat. Zat besi juga dibutuhkan untuk membentuk mioglobin dalam jaringan otot yang baru. Untuk mengganti kehilangan zat besi selama menstruasi, remaja perempuan lebih banyak membutuhkan zat besi dibandingkan remaja laki-laki. Remaja laki-laki membutuhkan zat besi untuk proses pertumbuhan itu sendiri. Kekurangan zat besi akan meningkatkan risiko anemia defisiensi zat besi. Kebutuhan akan zat besi menurun seiring dengan melambatnya pertumbuhan setelah pubertas. Penyerapan akan zat besi dapat ditingkatkan oleh vitamin C; dan sebaliknya dihambat oleh kopi, teh, makanan tinggi serat, suplemen kalsium, dan produk susu. Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah; hati, daging merah, daging putih, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.
Zinc dibutuhkan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama bagi remaja laki-laki. Defisiensi zinc dapat menimbulkan resiko retrdasi mental dan hipogonadisme.

Vitamin
Kebutuhan vitamin tiamin (thiamin), riboflavin, dan niasin pada remaja akan meningkat. Zat-zat tersebut diperlukan untuk membantu proses metabolisme energi. Begitu juga dengan volat, dan vitamin B12 yang penting untuk sintesis DNA dan RNA. Tak kalah pentingnya dalah vitamin D yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otot. Vitamin A,C, dan E juga dibutuhkan untuk pembentukkan dan mendukung fungsi sel baru.

      c.Pengkajian status gizi
Pengkajian status gizi selama masa remaja perlu dilakukan. Pada periode ini, kecenderungan resiko terjadinya gangguan gizi sangat tinggi, contohnya obesitas dan anoreksia nervosa. Salah satu cara sederhana yang dapat digunakan untuk menentukan status gizi pada remaja adalah dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI). IMT dapat membantu untuk mengidentifikasi remaja yang secara signifikan beresiko mengalami kelebihan berat badan. Rumus IMT adalah sebagai berikut.
                        Berat Badan (kg)
BMI =            
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

Berikut ini adalah kategori-kategori status gizi,
1.    Gizi kurang            : BMI dibawah 19
2.    Gizi normal            : BMI 19-21
3.    Gizi lebih    : BMI 21-23
4.    Obesitas     : BMI diatas 23

      Hubungan status gizi dengan menarche
Pada  remaja  putri,  pubertas ditandai  dengan  permulaan menstruasi  (menarche).  Menstruasi biasanya  dimulai  antara  umur  10-16 tahun  tergantung  pada  berbagai faktor  termasuk  kesehatan  wanita,  konsumsi gizi dan status gizi (Simon dan  Andrews,  1993  dalam  Emilia, 2008).  Statistik  menunjukkan  bahwa usia  menarke  dipengaruhi  faktor keturunan,  keadaan  gizi  dan kesehatan  umum.
Gizi  yang  kurang pada  remaja  putri  dapat mempengaruhi  pematangan  seksual, pertumbuhan,  fungsi  organ  tubuh, dan  akan  menyebabkan terganggunya  fungsi  reproduksi.  Hal ini  akan  berdampak  pada  gangguan haid,  tetapi  akan  membaik  bila asupan  nutrisinya  baik.  Asupan  gizi yang  tidak  adekuat  dapat mempengaruhi  ketidakteraturan  menstruasi  pada kebanyakan  remaja putri.
Keadaan  status  gizi  remaja pada  umumnya  dipengaruhi  oleh pola  konsumsi  makan,  kebanyakan dari  mereka  konsumsi  zat  gizinya rendah,  hal  ini  disebabkan  oleh keterbatasan  makanan  atau membatasi  sendiri  makanannya karena faktor ingin langsing (Karyadi 1995,  dalam  Waluya  2007).  Hampir 50%  remaja  terutama  remaja  yang lebih  tua,  tidak  sarapan.  Penelitian lain  membuktikan  masih  banyak remaja  (89%)  yang  meyakini  kalau sarapan  memang  penting.  Namun mereka  yang  sarapan  secara  teratur hanya  60%   (Daniel,  1997  dalam Arisman,  2004). 
Disisi  lain kesenangan  untuk  mengkonsumsi makanan-makanan  siap  saji (junk food)  sudah  menjadi  trend  di kalangan  remaja  perkotaan.  Yang menjadi  masalah  pada  restoran  siap saji  adalah  jumlah  menu  yang terbatas  dan  makanannya  relatif mengandung kadar lemak dan garam yang  tinggi.  Remaja  yang  sering mengkonsumsi  makanan  siap  saji (junk  food)   akan  sering  mengalami kelebihan  berat  badan  (Tim  Penulis Poltekes Depkes Jakarta 1, 2010).
Hubungan status gizi dengan menarke terkait dengan jumlah lemak dalam tubuh. Jaringan lemak menghasilkan hormon leptin. Leptin diduga berperan pada beberapa fungsi reproduksi wanita. Kadar leptin yang tinggi pada wanita dihubungkan dengan menarke yang dini, sedangkan menurunnya kadar leptin dihubungkan dengan membaiknya fungsi indung telur pada wanita penderita obesitas dengan sindrom ovarium polikistik. Status gizi remaja wanita sangat mempengaruhi terjadinya menarke atau haid pertama baik dari faktor usia terjadinya  menarke, adanya keluhan-keluhan selama menarke maupun lamanya hari menarke. Secara psikologis, wanita remaja yang pertama sekali mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dan mengeluh perutnya terasa begah. Akan tetapi, pada beberapa remaja keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan. Hal ini dipengaruhi oleh nutrisi yang adekuat yang biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur.
Menurut Heryati (2005), remaja wanita disarankan untuk mengonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang agar status gizinya baik. Apabila status gizi baik, maka pada saat menstruasi, remaja tidak akan mengalami keluhan seperti nyeri haid atau dismenore. Status gizi dikatakan baik, apabila nutrisi yang digunakan oleh tubuh sesuai kebutuhan (Paath, 2005). 
Jadi, jelas bahwa status gizi pada remaja harus diperhatikan agar menarke terjadi tidak terlalu dini, yaitu pada usia 8 tahun atau setelah 18 tahun. Status gizi baik pada remaja dapat diperoleh dengan konsumsi gizi seimbang sesuai kebutuhan pada masa remaja. Status gizi remaja dapat diketahui dengan mengukur lingkar lengan atas (LILA) atau dengan mengukur indeks masa tubuh (IMT)/ (BMI) remaja. Status gizi baik bila diperoleh LILA 23,5 cm atau nilai BMI 19-21.
Penilaian status gizi remaja harus dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali agar diketahui bagaimana status gizi remaja dan tindakan dapat segera dilakukan untuk mengembalikan remaja ke dalam status gizi baik sehingga perkembangan sistem reproduksi berkembang sebagaimana mestinya.
Hormon yang berpengaruh terhadap terjadinya menarke adalah estrogen dan progesteron. Estrogen berfungsi mengatur siklus haid, sedangkan progesteron berpengaruh pada uterus yaitu dapat mengurangi kontraksi,selam siklus haid. Agar menarke tidak menimbulkan keluhan-keluhan, sebaiknya remaja wanita mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, sehingga status gizinya baik. Status gizi dikatakan baik, apabila nutrisi yang diperlukan baik protein, lemak, karbohidrat, mineral, maupun air digunakan oleh tubuh secara keseluruhan (Krummel, 1996).
Gizi kurang atau terbatas selain akan mempengaruhi pertumbuhan, fungsi organ tubuh, juga akan menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini dapat berdampak pada gangguan haid, tetapi akan membaik bila asupan nutrisinya baik. Seberapa jauh pengaruh status gizi terhadap terjadinya menarke belum ada yang melakukan penelitian. Sebagai bahan perbandingan dibawah ini akan diuraikan tentang asupan energi total dan keragaman komponene diet.
Asupan energi bervariasi sepanjang siklus haid, terjadi peningkatan asupan energi pada fase luteal dibandingkan fase folekuler. Peningkatan konsumsi energi premenstruasi dengan ekstra penambahan 87-500 Kkal/hari. Kesimpulannya bahwa estrogen mengakibatkan efek penekanan atau penurunan terhadap nafsu makan (Krummel,1996). Identifikasi jenis nutrisi yang dapat mengakibatkan perubahan asupan energi belum didapatkan data yang pasti. Ada yang berpendapat karbohidat merupakan sumber asupan kalori selama fase luteal, yang lain berpendapat bahwa konsumsi softdrink yang mengandung gula cenderung meningkat selama fase luteal. Selain itu juga ada yang berpendapat bahwa asupan lemak dan protein akan meningkat pada fase luteal. Dengan demikian selama fase luteal terjadi peningkatan asupan makanan atau energi (Krummel, 1996).
Pada remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik, dengan cara mengkonsumsi makanan seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat haid, terbukti pada saat haid tersebut terutama pada fase luteal yang terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila hal ini diabaikan maka dampaknya akan terjadi keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama siklus haid.

      Hubungan status gizi dengan gangguan menstruasi (PMS)
Premenstrual Syndrome adalah sekumpulan gejala berupa gangguan fisik dan mental dialami 7-10 hari menjelang menstruasi dan menghilang beberapi hari setelah menstruasi.
Penyebab PMS belum diketahui pasti. Banyak dugaan bahwa PMS terjadi akibat kombinasi dari berbagai faktor yang kompleks yang salah satunya adalah akibat perubahan hormonal yang terjadi sebelum menstruasi. Penurunan kadar hormon estrogen setelah ovulasi mempengaruhi neurotransmitter di otak terutama serotonin. Serotonin memiliki peranan dalam regulasi emosi.
Pola hidup yang tidak sehat terutama faktor nutrisi diduga turut berperan dalam menyebabkan PMS. Pola nutrisi yang tidak seimbang berupa diet tinggi lemak, tinggi garam dan gula, rendah vitamin B (terutama Vitamin B6) dan mineral (magnesium, zat besi, zink, mangan). Konsumsi kafein serta alkohol yang berlebihan dapat memperberat gejala yang ada.
Menurut dr. Guy Abraham, penambahan nutrisi tertentu disertai perubahan pola makan 1-2 minggu menjelang menstruasi dapat mengurangi gejala PMS. Komposisi nutrisi yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
      1)      Kurangi asupan garam tubuh
Karena makanan asin bersifat meretensi air sehingga dapat terjadi pembengkakan pada perut. Hal tersebut yang menyebabkan apabila terlalu banyak mengkonsumsi makanan asin menjelang menstruasi akan menyebabkan perut sering kembung dan sakit.

      2)      Batasi konsumsi minuman beralkohol
Alkohol mengandung zat etanol yaitu suatu zat yang dapat merangsang sistem saraf pusat. Sehingga dapat mengganggu kerja hormon dan sistem saraf dalam tubuh. Akibatnya gangguan PMS semakin tidak terkontrol.

      3)      Minum susu
Kebutuhan kalsium harian orang dewasa sekitar 1000 mg/hari. Jika jumlah ini tercukupi, maka kalsium dalam tubuh dapat membantu mengurangi gejala PMS seperti kram dan kejang perut. Hal ini terjadi karena kalsium yang terkandung dalam susu dapat membantu tubuh melepaskan hormon endofrin (hormon tubuh yang dapat membantu memberikan rasa nyaman) selama masa menstruasi.


      4)      Perbanyak makan makanan yang mengandung karbohidrat kompleks
Karbohidrat kompleks seperti nasi, jagung, kacang-kacangan, gandum dapat menghilangkan gejala PMS. Hal ini karena hubungan antara karbohidrat kompleks dan serotonin yang berfungsi mengendalikan mood, nafsu makan dan tidur.

      5)      Konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin B6
Sumber vitamin ini ada pada ikan Tuna, hati sapi/ayam dan lain-lain. Tercukupinya kebutuhan vitamin B6 terbukti dapat mengontrol produksi hormon serotonin (hormon saraf yang mencegah depresan), sehingga otak merasa lebih rileks menjelang PMS.

 Nutrisi yang dibutuhkan pada saat menstruasi
Mengingat pada proses menstruasi terjadi pengelupasan endometrium disertai perdarahan, maka sudah barang tentu gizi pada saat menstruasi harus mendapat perhatian. Gizi pada saat menstruasi diperlukan untuk mengganti komponen darah yang hilang seperti zat besi dan juga diperlukan untuk proliferasi jaringan endometrium.pada prinsipnya gizi pada saat menstruasi harus memperhatikan pola makan seimbang sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi mengingat pada saat menstruasi terjadi pengeluaran darah disertai pembuangan sejumlah zat besi, maka diet pada saat menstruasi harus memperhatikan kecukupan zat-zat gizi yang dikonsumsi.
Beberapa penelitian juga menyebutkan hubungan beberapa zat gizi dengan penurunan tingkat nyeri saat menstruasi. Sebuah  jurnal yang ditulis oleh Werbach (2004), menyatakan bahwa niasin, tiamin, vitamin E, dan magnesium dapat mengurangi dismenore.
Wanita yang mengalami dismenore perlu mengonsumsi kacang-kacangan atau makanan yang kaya akan omega 3 dan 6 sedikitnya dua atau tiga minggu sebelum datangnya haid. Ini dikemukakakn oleh Dr. Salinel Jr. yang mengatakan bahwa kacang-kacangan atau makanan yang kaya akan omega  6 merupakan suatu anti inflammatory yang dapat mengatasi kegelisahan nyeri pada waktu menstruasi.
Beberapa zat gizi yang perlu diperhatikan kecukupannya adalah sebagai berikut:
a.    Zat Besi
Wanita mempunyai kebutuhan zat besi yang lebih banyak karena proses fisiologis yang terjadi disepanjang kehidupan wanita seperti menstruasi, hamil, dan menyusui. Setiap bulan seorang wanita mengalami kehilangan darah haid yang berarti merupakan kehilangan zat besi harian lebih kuran 1,0 mg atau kehilangan zat besi 28 mg setiap bulannya. Di samping itu gaya hidup wanita seperti mengurangi asupan kalori agar tetap langsing, juga berkontribusi terhadap kurangnya zat besi pada wanita. Pada keadaan tidak haid rata-rata seorang anita hanya mengonsumsi 1000 kalori makanan yang mengandung 6 mg zat besi. Pada saat haid wanita harus makan sebanyak 3000 kalori untuk memenuhi kebutuhan zat besi hariannya sebesar 18 mg.
Sumber zat besi yang baik adalah daging, ayam, hati, ikan, telur, serelia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan beberapa jenis buah.

b.    Protein
Protein harus dikonsumsi dalam jumlah yang cukup saat menstruasi. Hal ini mengingat protein berperan dalam produksi hemoglobin atau pemeliharaan sel-sel darah merah. Kebutuhuan protein menurut FAO/WHO/UNU (1985) adalah konsumsi yang diperlukan untuk mencegah kehilangan protein tubuh dan memungkinkan  produksi protein yang diperlukan dalam masa pertumbuhan, kehamilan atau menyusui. Angka kecukupan protein orang dewasa sehari rata-rata adalah 1,0 mg/kg BB.
Sumber protein terbagi atas 2 jenis, yaitu protein hewani seperti daging, ikan, telur, dan produk susu serta protein nabati seperti kacang-kacangan, polong-polongan, dan biji-bijian.

c.     Vitamin C
Vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi heme (berasal dari daging) dan zat besi non heme (didapat dari jenis padi-padian, sayur, kacang). Pada umumnya vitamin C terdapat pada pangan nabati, yaitu sayur dan buah-buahan terutama asam, seperti jeruk, nanas, rambutan, pepaya, dan tomat. Vitamin C juga terdapat pada jenis sayur-sayuran dan kol.

d.    Asam folat, vitamin B12
Asam folat dan vitamin B12 diperlukan untuk perkembangan sel yang normal. Kekurangan kedua vitamin ini mengakibatkan terganggunya pembentukan sel darah merah. Sumber asam folat terdapat pada sayur bayam, lobak, sayur berwarna hijau gelap, dan sari buah jeruk. Sumber vitamin B12 terdapat pada hati sapi, hati ayam, kuning telur, ikan kembung, sarden.



e.     Magnesium
Magnesium berguna untuk merelaksasikan otot dan dapat memberikan rasa rileks yang dapat mengendalikan suasana hati yang murung (Hill, 2002). Selain itu, magnesium juga berfungsi memperbesar pembuluh darah sehingga mencegah kekejangan otot dan dinding pembuluh darah. Oleh sebab itu, magnesium berfungsi untuk mengurangi rasa sakit saat menstruasi (Dean, 2010). Sumber utama magnesium adalah sayuran hijau, serealia tumbuk, biji-bijian dan kacang-kacangan. Daging, susu dan hasilnya serta coklat juga merupakan sumber magnesium yang baik (Almatsier, 2004).

f.     Kalsium
Kalsium adalah mineral yang  amat penting bagi manusia, antara lain bagi metabolisme tubuh, penghubung antar saraf, kerja jantung, dan pergerakan otot. Kalsium bersama dengan magnesium, berperan dalam transmisi saraf. Jika otot tidak mempunyai cukup kalsium, maka otot tidak dapat mengendur sehingga dapat mengakibatkan kram (Hill, 2002).
Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil olahan susu, seperti keju.  Ikan dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik. Serealia, kacang-kacangan dan hasil olahan kacang-kacangan, seperti tahu dan tempe, serta sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga, tetapi bahan makanan ini mangandung banyak zat yang menghambat penyerapan kalsium seperti serat, fitat dan oksalat (Almatsier, 2004).

g.    Vitamin E
Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin E mempunyai fungsi sebagai antioksidan  di dalam tubuh (Hill, 2001).  Vitamin E sangat penting untuk melindungi tubuh dari serangan radikal bebas serta mencegah berbagai penyakit,  mengurangi kelelahan, hingga memperlambat penuaan dini yang dikarenakan oleh proses oksidasi. Pada saat menstruasi, vitamin E terutama yang terkandung di dalam kacang almond berfungsi untuk membantu mengurang produksi hormon yang dapat menyebabkan kram saat menstruasi.
Sumber utama vitamin E adalah minyak tumbuh-tumbuhan, terutama minyak kecambah gandum dan biji-bijian. Sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber vitamin E yang baik. Daging, unggas, ikan, dan kacang-kacangan mengandung vitamin E dalam jumlah terbatas (Almatsier, 2004).
 Makanan yang harus dihindari saat menstruasi
Berikut beberapa makanan yang perlu dihindari selama menstruasi, seperti:
      a.       Kafein
Kafein merupakan salah satu minuman utama yang perlu dihindari karena bisa menyempitkan pembuluh darah dan membuat tubuh terdehidrasi. Maka dari itu bila mengonsumsi kafein, tubuh akan merasa tidak nyaman dan menimbulkan sakit kepala serta meningkatkan kecemasan dan kegalauan. Lebih baik hindari minuman berkafein seperti kopi, soda, dan coklat terutama selama menstruasi.

      b.      Gula
Hindari makanan manis seperti permen atau soda karena mengandung kadar gula yang tinggi. Mengonsumsi makanan dengan kadar gula yang tinggi membuat kadar gula dalam darah meningkat dengan drastis dan dapat membuat Anda mudah merasa kesal dan cepat lesu.

      c.       Makanan junk food
Makanan cepat saji atau junk food perlu dihindari karena mengandung banyak lemak trans. Lemak trans ini akan meningkatkan hormon estrogen yang bisa memunculkan rasa sakit tiba-tiba di rahim. Sehingga perut akan terasa keram dan sakit.

      d.      Makanan Olahan/ Kalengan
Makanan kaleng atau olahan perlu dihindari selama menstruasi karena kandungan sodium di dalamnya sangat tinggi. Konsumsi sodium berlebih bisa mempengaruhi penyimpanan air dalam tubuh dan membuat tubuh membengkak. Jadi lebih baik anda hindari makanan olahan seperti kornet, keju kecap, dan MSG. Selain itu hindari makanan kaleng yang mengandung lebih dari 200 mg sodium.

      e.       Goreng-gorengan
Makanan yang digoreng mengandung banyak lemak dan minyak yang dapat meningkatkan hormon estrogen. Sebaiknya hindari makanan yang digoreng seperti jajanan gorengan, kentang goreng untuk membuat rahim stabil dan menghindari rasa keram dan sakit.

BAB III
PENUTUP

3.1.KESIMPULAN
Haid atau menstruasi merupakan ciri khas kematangan biologis seorang perempuan. Haid merupakan salah satu perubahan siklik yang terjadi pada alat kandungan sebagai persiapan untuk kehamilan.
Setiap perempuan normal akan mengalami haid setiap bulannya, yang dipengaruhi oleh faktor hormon, enzim , vascular, dan prostaglandin.
Sebelum datangnya haid perempuan akan mengalami sindrom pra-haid yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, yang berupa perubahan-perubahan atau gejala-gejala fisik maupun mental. Sindrom pra-haid ini berkaitan dengan meningkatnya kadar hormon setiap bulan, rendahnya kadar gula, kekurangan vitamin, perubahan yang tetap dalam bichemicals didalam otak yang mempengaruhi mood, kombinasi dari faktor-faktor itu, atau bukan salah satunya.
Sindrom pra-haid ini tidak selalu sama pada setiap orang, begitu juga dengan siklus haid juga berbeda antara setiap perempuan walau saudara kembar sekalipun. Siklus haid biasanya 28 hari, yang berlangsung selama 3-7 hari. Siklus ini tidak selalu sama setiap bulannya. Perbedaan siklus ini ditentukan oleh beberapa faktor, misalnya gizi, stres dan usia.
Siklus haid ini berlangsung dalam 4 masa (stadium) yaitu stadium menstruasi, stadium post menstruasi, stadium intermenstruasi dan stadium pramenstruasi.
Sekarang para perempuan aktif yang sibuk bekerja, baik didalam maupun diluar rumah tidak perlu khawatir lagi karena mereka dapat mengatur siklus haid mereka dengan cara mengkonsumsi kontrasepsi oral yang mengandung hormone estrogen dan progesterone.
Adapun gangguan haid yang terjadi dalam masa reproduksi seperti hipermenore, polimenorea, oligomenorea, amenorea, premenstrual mention, mastalgia, disminorea, dan masih banyak gangguan haid lainnya yang sering dirasakan oleh setiap perempuan.

3.2.Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini adalah:
a.       Kepada setiap perempuan, agar selalu memperhatikan siklus haidnya untuk menghindari terjadinya gangguan-gangguan yang berhubungan dengan haid.
b.      Untuk menghindari terjadinya sindrom pra-haid, setiap perempuan dianjurkan untuk melakukan perubahan-perubahan diet atau mengatur pola makan.
c.       Kepada setiap orang tua, terutama orang tua perempuan agar dapat menjelaskan tentang haid kepada anak-anaknya sedini mungkin untuk mengurangi rasa takut yang sering dialami oleh anak-anak  ketika menghadapi menarche (haid yang pertama kali datang).
d.      Kepada tenaga kesehatan, agar dapat menjelaskan mengenai segala hal yang berhubungan dengan haid, terutama gangguan-gangguan selama haid.















DAFTAR PUSTAKA
     Fairus, Martini & Prasetyowati. 2010. Buku Saku Gizi & Kesehatan Reproduksi. Jakarta:EGC
     Prof. Dr. Dr. Eddy Suparman, SpOG.K, dkk. 2012. Premenstrual Syndrome. Jakarta : EGC
     Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta I. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika
Manuaba, IBG, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan. Jakarta.
Affandi, Biran. 1996. Gangguan Haid pada Remaja dan Dewasa. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo: Jakarta.
Tan, Anthony. 2002. Wanita dan Nutrisi. Bumi Aksara: Jakarta.