RISYA EVA SARI NADAPDAP
02 2014 050
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR
BELAKANG
Pada wanita terdapat siklus menstruasi. Siklus ini
berkaitan dengan pembentukan sel telur dan pembentukan endometrium. Panjang
siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya
haid yang baru.
Biasanya, periode pertama terjadi sekitar usia 12
atau 13 tahun. Namun, beberapa anak perempuan mulai mengalami menstruasi pada
usia 8 atau 9 tahun, sedangkan yang lain mungkin lebih lama sekitar umur 15
atau 16 tahun. Menstruasi biasanya dimulai sekitar 2 tahun setelah payudara
mulai berkembang dan diikuti dengan perkembangan pinggang dan rambut halus
disekitar vagina.
Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama
siklus. Panjang siklus menstruasi yang normal atau yang dianggap sebagai siklus
klasik ialah 28 hari, tetapi hanya beberapa perempuan yang mengalami siklus
klasik. Lebih dari 90% perempuan mempunyai siklus menstruasi antara 24 sampai
35 hari. Perbedaan siklus ini dipengaruhi oleh hormon reproduksi.
Lama menstruasi biasanya antara 3-6 hari, ada yang
1-2 hari dan diikuti darah yang sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari.
1.2.Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana gambaran tentang menstruasi pada wanita.
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana gambaran tentang menstruasi pada wanita.
2.
Mengetahui pengertian
dari menstruasi
3.
Mengetahui
siklus menstruasi
4.
Mengetahui tanda
dan gejala menstruasi
5.
Gangguan pada
menstruasi
6.
Kebutuhan gizi
pada saat menstruasi
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalamm
makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian menstruasi dan gambaran tentang
siklus menstruasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.DEFINISI MENSTRUASI
Menstruasi adalah
perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan
endometrium. (Sarwono, 2007)
Menstruasi atau haid
mengacu pada pengeluaran darah dan sel-sel secara periodik melalui vagina yang
berasal dari dinding rahim wanita. (Maulana, 2008)
Menstruasi adalah
situasi pelepasan endometrium dalam bentuk serpihan dan perdarahan akibat
pengeluaran hormone estrogen dan progesterone yang turun dan berhenti sehingga
terjadi vasokontriksi pembuluh darah yang segera diikuti vasodilatasi.
(Manuaba, 2009)
Menstruasi adalah
perdarahan secara periodik dimana darah berasal dari endometrium yang nekrotik.
(Kusmiyati, dkk, 2008)
Menstruasi adalah
pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan
terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang terjadi
setiap bulan secara terus menerus disebut sebagai siklus menstruasi. Menstruasi
biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga menopause (sekitar
usia 45- 55 tahun). Normalnya menstruasi berlangsung selama 3-7 hari.
Siklus menstruasi
bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25-35 hari
dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita
memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya
masalah kesuburan.
Panjang siklus
menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi sampai hari dimana
perdarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai
dengan hari terakhir yaitu satu hari sebelum perdarahan menstruasi bulan
berikutnya dimulai.
Menstruasi merupakan
bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya
untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan
hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan dan indung telur. Pada permulaan daur , lapisan sel rahim mulai
berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi janin yang sedang tumbuh bila wanita
tersebut hamil. Hormon memberi sinyal pada telur didalam indung telur untuk
mulai berkembang. Tak lama kemudian, sebuah telur dilepaskan dari indung telur
wanita dan mulai bergerak menuju tuba falopii dan menuju ke rahim. Bila telur
tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan intim, lapisan rahim akan
berpisah dari dinding dan mulai luruh serta akan dikeluarkan melalui vagina.
Periode pengeluaran darah dikenal sebagai periode menstruasi yang berlangsung srkitar
3-7 hari. Bila seorang wanita mengalami kehamilan maka, menstruasi bulanannya
akan berhenti. Oleh karena itu, menghilangnya menstruasi bulanan merupakan
tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang hamil. kehamilan
dapat di konfirmasi dengan pemeriksaan darah sederhana.
2.2.SIKLUS MENSTRUASI
Siklus menstruasi
normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium(indung telur) dan
siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi menjadi 3 bagian, yaitu
siklus folikuler, siklus ovulasi dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus
dibagi menjadi 4 fase, yaitu : fase menstruasi, fase post menstruasi fase
intermenstruum dan fase pramenstruum.
Perubahan didalam rahim
merupakan respon terhadap perubahan hormonal. Rahim terdiri atas 3 lapisan
yaitu, perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot rahim yang
terletak dibagian tengah) dan endometrium (lapisan terdalam rahim). Endometrium
adalah lapisan yang berperan di dalam siklus menstruasi. Siklus menstruasi
dapat ditinjau dari uterus maupun ovarium sebagai berikut :
a.
Siklus uterus
Siklus uterus berupa pertumbuhan dan pengelupasan
bagian dalam uterus-endometrium. Pada akhir fase mentruasi endometrium mulai
tumbuh kembali dan memasuki fase proliferasi. Pasca ovulasi, pertumbuhan
endometrium berhenti sesaat dan kelenjar endometrium menjadi lebih aktif-fase
sekresi.
Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase
perubahan yang terjadi dalam uterus. Fase-fase ini
merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior,
ovarium, dan uterus. Fase-fase tersebut adalah :
a) Fase menstruasi atau deskuamasi
Pada masa ini endometrium dilepaskan dari dinding
uterus disertai dengan perdarahan. Hanya lapisan tipis yang tinggal yang
disebut dengan stratum basale, stadium ini berlangsung 4 hari. Potongan-potongan
endometrium dan lendir akan keluar ketika menstruasi, darah menstruasi
tidak membeku karena adanya fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan
potongan - potongan mukosa.
b) Fase post menstruasi
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan
endometrium secara berangsur - angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput
lendir baru yang tumbuh dari sel - sel epitel kelenjar endometrium. Pada waktu
ini tebal endometrium ± 0,5 mm, stadium ini dimulai waktu stadium menstruasi
dan berlangsung ± selama 4 hari.
c)
Fase
intermenstruum atau stadium proliferasi
Dalam
fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm. Fase ini
berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke 14 dari siklus haid. Fase proliferasi
dapat dibagi dalam 3 subfase yaitu :
1) Fase proliferasi dini
Fase proliferasi dini berlangsung antara
hari ke 4 sampai hari ke 9. Fase ini dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya
regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar. Kelenjar ini kebanyakan lurus,
pendek dan sempit. Bentuk kelenjar ini merupakan ciri khas fase proliferasi :
sel - sel kelenjar mengalami mitosis.
Sebagian sediaan masih
menunjukkan suasana fase menstruasi dimana terlihat perubahan - perubahan
involusi dari epitel kelenjar yang berbentuk kuboid. Stroma padat dan sebagian
menunjukkan aktivitas mitosis, sel - selnya berbentuk bintang dan lonjong
dengan tonjolan - tonjolan anastomosis. Nukleus sel stroma relatif besar karena
sitoplasma relatif sedikit.
2)
Fase proliferasi akhir
Fase ini
berlangsung pada hari ke 11 sampai hari 14. Fase ini dapat dikenal dari
permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel
kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stroma bertumbuh aktif dan padat.
d) Fase pramenstruasi atau stadium sekresi
Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke
14 sampai ke 28. Pada fase ini endometrium kira - kira tetap tebalnya,
tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk keluk dan mengeluarkan
getah yang makin lama makin nyata. Dalam endometrium telah tertimbun glikogen
dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi. Fase sekresi dibagi dalam 2
tahap, yaitu :
1)
Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari
fase sebelumnya karena kehilangan cairan.
2)
Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium
berkembang dan menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan
getah yang mengandung glikogen dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium
berubah kearah sel-sel; desidua, terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh
arterial. Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi. Disamping itu dalam siklus
menstruasi hormone sangat berpengaruh diantaranya adalah yang dihasilkan
gonadotropin hipofisis yaitu : Luteinizing
Hormon (LH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus untuk merangsang hipofisis
mengeluarkan LH. LH merupakan glikoprotein yang dihasilkan oleh sel-sel
asidofilik (afinitas terhadap asam), bersama dengan FSH berfungsi mematangkan
folikel dan sel telur, serta merangsang terjadinya ovulasi. Folikel yang
melepaskan ovum selama ovulasi disebut korpus rubrum yang disusun oleh sel-sel
lutein dan disebut korpus luteum.
Folikel Stimulating Hormon (FSH) yang dikeluarkan oleh
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH. FSH merupakan
glikoprotein yang dihasilkan oleh sel-sel basofilik (afinitas terhadap basa). Hormon
ini mempengaruhi ovarium sehingga dapat berkembang dan berfungsi pada saat
pubertas. FSH mengembangkan folikel sprimer yang mengandung oosit primer dan
keadaan padat (solid) tersebut menjadi folikel yang menghasilkan estrogen.
Prolaktin Releasing Hormon (PRH) yang menghambat hipofisis
untuk mengeluarkan prolaktin. Berbeda dengan LH dan FSH, prolaktin terdiri dari
satu rantai peptida dengan 198 asam amino dan sama sekali tidak mengandung
karbohidrat. Secara pilogenetis, prolaktin adalah suatu hormon yang sangat tua
serta memiliki susunan yang sama dengan hormon pertumbuhan (Growth
hormone, Somatogotropic hormone, TSH, Somatotropin). Secara sinergis dengan estradia,
prolaktin mempengaruhi payudara dan laktasi, serta berperan pada pembentukan
dan fungsi korpus luteum.
2.3.TANDA DAN GEJALA MENSTRUASI
Berikut ini
adalah beberapa tanda dan gejala yang dapat terjadi pada saat masa menstruasi :
a)
Kram perut
b)
Nyeri payudara
c)
Perubahan suasana hati
d)
Timbul jerawat
e)
Tekanan pada panggul
f)
Sakit punggung
g)
Sakit kepala dan Kelelahan
h)
Kesulitan Berkonsentrasi
2.4.GANGGUAN MENSTRUASI
a.
Premenstrual Tension (Ketegangan Prahaid)
Ketegangan prahaid adalah keluhan-keluhan yang biasanya
mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid dan menghilang
sesudah haid datang walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid
berhenti.
Salah satu penyebab utama premenstrual tension adalah
faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga dan masalah sosial. Jika ditinjau
dari aspek anatomi penyebab esensial dari gangguan tersebut adalah adanya
defesiensi luteal dan pengurangan produksi progesterone serta ketidakseimbangan
estrogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium.
Meningkatnya
kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di dalam darah, yang akan
menyebabkan gejala depresi dan khususnya gangguan mental. Kadar esterogen akan
mengganggu proses kimia tubuh ternasuk vitamin B6 (piridoksin) yang dikenal
sebagai vitaminanti depresi karena berfungsi mengontrol produksi serotonin.
Serotonin penting sekali bagi otak dan syaraf, dan kurangnya persediaan zat ini
dalam jumlah yang cukup dapat mengakibatkan depresi. Hormon lain yang dikatakan
sebagai penyebab gejala premenstruasi adalah prolaktin, yang dihasilkan oleh
kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah esterogen dan progesteron yang
dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang terlalu banyak dapat
mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua hormon
tersebut. Wanita yang mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut kadar
prolaktin dapat tinggi atau normal. Gangguan metabolisme prostaglandin akibat
kurangnya gamma linolenic acid (GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur
sistem reproduksi, sistem saraf, dan sebagai anti peradangan.
b.
Disminore
Disminore adalah nyeri haid menjelang atau selama haid,
sampai membuat wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri
sering bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas
marah.
Jika ditinjau dari aspek
anatomi,yang menjadi salah satu penyebab gangguan disminorea adanya sekresi
hormonsecara berlebihan atau sekresi sejenis zat yang disebut prostaglandin. Zat inilah yang menyebabkan peningkatan
frekuensi kontraksi otot rahim sehingga menimbulkan nyeri haid. Dikenal
adanya disminore primer dan sekunder. Nyeri haid atau disminorea ada dua macam
: Nyeri haid primer, timbul sejak haid pertama dan akan
pulih sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya hormon tubuh
atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. Nyeri haid itu
normal, namun dapat berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, dan seperti stres, shock,
penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi
tubuh yang menurun. Nyeri haid sekunder,
biasanya baru muncul kemudian yaitu jika ada penyakit atau kelainan yang
menetap seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan,
kelainan kedudukan rahim yang mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.
c.
Pendarahan Uterus Abnormal
a)
Hipermenore
Hipermenore
adalah perdarahan berkepanjangan atau berlebihan pada waktu menstruasi teratur.
Bisa disebut juga dengan perdarahan haid yang jumlahnya banyak hingga 6-7 hari.
Pada hipermenore perdarahan menstruasi berlangsung sekitar 8-10 hari dengan
kehilangan darah lebih dari 80ml. Jika ditinjau dari aspek anatomi, penyebab
utama terjadinya hipermenore adalah terhambatnya fase proliferasi pada dinding
endometrium, dikarenakan produksi hormone estrogen kurang optimal.
b)
Amenore
Amenore bukan
suatu penyakit tetapi merupakan gejala. Amenore adalah tidak adanya haid selama
3 bulan atau lebih. Gangguan amenore disebabkan tidak normalnya produksi FSH
serta LH, dalam hal ini masing-masing bertujuan untuk merangsang pertumbuhan
folikel yang terdapat pada ovarium hingga folikel matang dan mempercepat
terjadinya ovulasi.
2.5.KEBUTUHAN
GIZI PADA SAAT MENSTRUASI
a.Pertumbuhan
selama remaja
Remaja mempunyai kebutuhan nutrisi
yang spesial, karena pada saat tersebut terjadi pertumbuhan yang pesat dan
terjadi perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan timbulnya pubertas.
Perubahan pada masa remaja akan memengaruhi kebutuhan, absorpsi, serta cara
penggunaan zat gizi. Hal ini disertai dengan pembesaran organ dan jaringan
tubuh yang cepat. Perubahan hormon yang menyertai pubertas juga menyebabkan
banyak perubahan fisiologis yang memengaruhi kebutuhan gizi pada remaja.
Pertumbuhan yang pesat dan masa
pubertas pada remaja tergantung pada berat dan komposissi tubuh seseorang. Ini
menunjukkan bahwa status gizi memegang peranan penting dalam menentukan status
kematangan fisiologis seseorang.
Kecepatan pertumbuhan dan kebutuhan
gizi bervariasi pada masing-masing individu remaja. Ini menunjukkan bahwa
dibandingkan usia, tingkat kematangan seksual yang didasarkan pada munculnya
tanda seksual sekunder lebih mempunyai makna sebagai indikator dalam
menentukkan kebutuhan gizi.
b.Kebutuhan
gizi pada remaja
Kebutuhan gizi pada remaja lebih
tinggi daripada usia anak. Namun, kebutuhan gizi pada remaja perempuan dan
laki-laki akan jelas berbeda. Hal ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan yang
pesat,kematangan seksual, perubahan komposisi tubuh, mineralisasi tulang, dan
perubahan aktivitas tubuh. Kebutuhan nutrisi yang meningkat pada masa remaja
adalah energi,protein, kalsium, besi dan zinc.
Energi
Kebutuhan energi pada individu
remaja yang sedang tumbuh sulit untuk ditentukan secara tepat. Faktor yang
perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan gizi remaja adalah aktivitas
fisik seperti olahraga. Remaja yang aktif dan banyak melakukan olahraga
memerlukan asupan energi yang lebih besar dibandingkan remaja yang kurang
aktif.
Sumber energi terutama diperoleh
dari makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, terigu, dan hasil
olahannya, umbi-umbian, jagung, sagu, gula, dan lain-lain.
Protein
Kebutuhan protein juga meningkat
pada masa remaja, karena proses pertumbuhan terjadi dengan cepat. Pada akhir
masa remaja, kebutuhan protein remaja wanita lebih besar pada remaja laki-laki,
karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein harus memenuhi 12-14% dari
pemasukan energi. Bila pemasukan energi tidak adekuat, maka protein akan
digunakan sebagai sumber energi, dan ini akan mengaibatkan malnutrisi.
Makanan sumber protein hewani
bernilai biologis lebih tinggi dibandingkan sumber protein nabati, karena
komposisi asam amino esensial yang lebih baik dari segi kuantitas dan kualitas.
Contoh sumber protein adalah: daging merah (sapi, kerbau, kambing), daging
putih (ayam, ikan), susu dan hasil olahannya., kedele dan hasil olahannya,
kacang-kacangan, dan lain-lain.
Mineral
Kebutuhan mineral terutama kalsium,
zinc, dan zat besi juga neningkat pada masa remaja. Kalsium penting untuk
kesehatan tulang, khususnya dalam menambah massa tulang. Keterbatasan masa
tulang selama remaja akan meningkatkan resiko osteoporosis pada kehidupan
selanjutnya, khususnya pada wanita. Sumber kalsium yang paling baik adalah susu
dan hasil olahannya. Sumber lainnya adalah ikan, kacang-kacangan, dan sayuran.
Karena ekspansi volume darah dan
untuk mempertahankan produksi hemoglobin selama pertumbuhan, maka kebutuhan
akan zat besi pada remaja juga meningkat. Zat besi juga dibutuhkan untuk
membentuk mioglobin dalam jaringan otot yang baru. Untuk mengganti kehilangan
zat besi selama menstruasi, remaja perempuan lebih banyak membutuhkan zat besi
dibandingkan remaja laki-laki. Remaja laki-laki membutuhkan zat besi untuk
proses pertumbuhan itu sendiri. Kekurangan zat besi akan meningkatkan risiko
anemia defisiensi zat besi. Kebutuhan akan zat besi menurun seiring dengan melambatnya
pertumbuhan setelah pubertas. Penyerapan akan zat besi dapat ditingkatkan oleh
vitamin C; dan sebaliknya dihambat oleh kopi, teh, makanan tinggi serat,
suplemen kalsium, dan produk susu. Makanan yang banyak mengandung zat besi
adalah; hati, daging merah, daging putih, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.
Zinc dibutuhkan untuk pertumbuhan
serta kematangan seksual remaja, terutama bagi remaja laki-laki. Defisiensi
zinc dapat menimbulkan resiko retrdasi mental dan hipogonadisme.
Vitamin
Kebutuhan vitamin tiamin (thiamin),
riboflavin, dan niasin pada remaja akan meningkat. Zat-zat tersebut diperlukan
untuk membantu proses metabolisme energi. Begitu juga dengan volat, dan vitamin
B12 yang penting untuk sintesis DNA dan RNA. Tak kalah pentingnya dalah vitamin
D yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otot. Vitamin A,C, dan E juga
dibutuhkan untuk pembentukkan dan mendukung fungsi sel baru.
c.Pengkajian
status gizi
Pengkajian status gizi selama masa
remaja perlu dilakukan. Pada periode ini, kecenderungan resiko terjadinya
gangguan gizi sangat tinggi, contohnya obesitas dan anoreksia nervosa. Salah
satu cara sederhana yang dapat digunakan untuk menentukan status gizi pada
remaja adalah dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index
(BMI). IMT dapat membantu untuk mengidentifikasi remaja yang secara signifikan
beresiko mengalami kelebihan berat badan. Rumus IMT adalah sebagai berikut.
Berat
Badan (kg)
BMI =
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)
Berikut ini adalah kategori-kategori
status gizi,
1. Gizi kurang : BMI dibawah 19
2. Gizi normal : BMI 19-21
3. Gizi lebih : BMI 21-23
4. Obesitas : BMI diatas 23
Hubungan status gizi dengan menarche
Pada
remaja putri, pubertas ditandai dengan
permulaan menstruasi (menarche). Menstruasi biasanya dimulai
antara umur 10-16 tahun
tergantung pada berbagai faktor termasuk
kesehatan wanita, konsumsi
gizi dan status gizi (Simon dan
Andrews, 1993 dalam
Emilia, 2008). Statistik menunjukkan
bahwa usia menarke dipengaruhi
faktor keturunan, keadaan gizi
dan kesehatan umum.
Gizi
yang kurang pada remaja
putri dapat mempengaruhi pematangan
seksual, pertumbuhan, fungsi organ
tubuh, dan akan menyebabkan terganggunya fungsi
reproduksi. Hal ini akan berdampak pada
gangguan haid, tetapi akan
membaik bila asupan nutrisinya
baik. Asupan gizi yang
tidak adekuat dapat mempengaruhi ketidakteraturan menstruasi
pada kebanyakan remaja putri.
Keadaan status
gizi remaja pada umumnya
dipengaruhi oleh pola konsumsi
makan, kebanyakan dari mereka
konsumsi zat gizinya rendah, hal
ini disebabkan oleh keterbatasan makanan
atau membatasi sendiri makanannya karena faktor ingin langsing
(Karyadi 1995, dalam Waluya
2007). Hampir 50% remaja
terutama remaja yang lebih
tua, tidak sarapan.
Penelitian lain membuktikan masih
banyak remaja (89%) yang
meyakini kalau sarapan memang
penting. Namun mereka yang
sarapan secara teratur hanya
60% (Daniel, 1997
dalam Arisman, 2004).
Disisi lain kesenangan untuk
mengkonsumsi makanan-makanan
siap saji (junk food) sudah
menjadi trend di kalangan
remaja perkotaan. Yang menjadi
masalah pada restoran
siap saji adalah jumlah
menu yang terbatas dan
makanannya relatif mengandung
kadar lemak dan garam yang tinggi. Remaja
yang sering mengkonsumsi makanan
siap saji (junk food)
akan sering mengalami kelebihan berat
badan (Tim Penulis Poltekes Depkes Jakarta 1, 2010).
Hubungan status gizi dengan menarke
terkait dengan jumlah lemak dalam tubuh. Jaringan lemak menghasilkan hormon
leptin. Leptin diduga berperan pada beberapa fungsi reproduksi wanita. Kadar
leptin yang tinggi pada wanita dihubungkan dengan menarke yang dini, sedangkan
menurunnya kadar leptin dihubungkan dengan membaiknya fungsi indung telur pada
wanita penderita obesitas dengan sindrom ovarium polikistik. Status gizi remaja
wanita sangat mempengaruhi terjadinya menarke atau haid pertama baik dari
faktor usia terjadinya menarke, adanya keluhan-keluhan
selama menarke maupun lamanya hari menarke. Secara psikologis, wanita remaja
yang pertama sekali mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dan
mengeluh perutnya terasa begah. Akan tetapi, pada beberapa remaja
keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan. Hal ini dipengaruhi oleh nutrisi yang
adekuat yang biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur.
Menurut Heryati (2005), remaja
wanita disarankan untuk mengonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang agar
status gizinya baik. Apabila status gizi baik, maka pada saat menstruasi,
remaja tidak akan mengalami keluhan seperti nyeri haid atau dismenore. Status
gizi dikatakan baik, apabila nutrisi yang digunakan oleh tubuh sesuai kebutuhan
(Paath, 2005).
Jadi, jelas bahwa status gizi pada
remaja harus diperhatikan agar menarke terjadi tidak terlalu dini, yaitu pada
usia 8 tahun atau setelah 18 tahun. Status gizi baik pada remaja dapat
diperoleh dengan konsumsi gizi seimbang sesuai kebutuhan pada masa remaja.
Status gizi remaja dapat diketahui dengan mengukur lingkar lengan atas (LILA)
atau dengan mengukur indeks masa tubuh (IMT)/ (BMI) remaja. Status gizi baik
bila diperoleh LILA 23,5 cm atau nilai BMI 19-21.
Penilaian status gizi remaja harus
dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali agar diketahui bagaimana
status gizi remaja dan tindakan dapat segera dilakukan untuk mengembalikan
remaja ke dalam status gizi baik sehingga perkembangan sistem reproduksi
berkembang sebagaimana mestinya.
Hormon yang berpengaruh terhadap
terjadinya menarke adalah estrogen dan progesteron. Estrogen berfungsi mengatur
siklus haid, sedangkan progesteron berpengaruh pada uterus yaitu dapat
mengurangi kontraksi,selam siklus haid. Agar menarke tidak menimbulkan
keluhan-keluhan, sebaiknya remaja wanita mengkonsumsi makanan dengan gizi
seimbang, sehingga status gizinya baik. Status gizi dikatakan baik, apabila
nutrisi yang diperlukan baik protein, lemak, karbohidrat, mineral, maupun air
digunakan oleh tubuh secara keseluruhan (Krummel, 1996).
Gizi kurang atau terbatas selain
akan mempengaruhi pertumbuhan, fungsi organ tubuh, juga akan menyebabkan
terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini dapat berdampak pada gangguan haid,
tetapi akan membaik bila asupan nutrisinya baik. Seberapa jauh pengaruh status
gizi terhadap terjadinya menarke belum ada yang melakukan penelitian. Sebagai
bahan perbandingan dibawah ini akan diuraikan tentang asupan energi total dan
keragaman komponene diet.
Asupan energi bervariasi sepanjang
siklus haid, terjadi peningkatan asupan energi pada fase luteal dibandingkan
fase folekuler. Peningkatan konsumsi energi premenstruasi dengan ekstra
penambahan 87-500 Kkal/hari. Kesimpulannya bahwa estrogen mengakibatkan efek
penekanan atau penurunan terhadap nafsu makan (Krummel,1996). Identifikasi jenis
nutrisi yang dapat mengakibatkan perubahan asupan energi belum didapatkan data
yang pasti. Ada yang berpendapat karbohidat merupakan sumber asupan kalori
selama fase luteal, yang lain berpendapat bahwa konsumsi softdrink yang
mengandung gula cenderung meningkat selama fase luteal. Selain itu juga ada
yang berpendapat bahwa asupan lemak dan protein akan meningkat pada fase
luteal. Dengan demikian selama fase luteal terjadi peningkatan asupan makanan
atau energi (Krummel, 1996).
Pada remaja wanita perlu mempertahankan
status gizi yang baik, dengan cara mengkonsumsi makanan seimbang karena sangat
dibutuhkan pada saat haid, terbukti pada saat haid tersebut terutama pada fase
luteal yang terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila hal ini diabaikan
maka dampaknya akan terjadi keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan
selama siklus haid.
Hubungan status gizi dengan gangguan
menstruasi (PMS)
Premenstrual Syndrome adalah
sekumpulan gejala berupa gangguan fisik dan mental dialami 7-10 hari menjelang
menstruasi dan menghilang beberapi hari setelah menstruasi.
Penyebab PMS belum diketahui pasti.
Banyak dugaan bahwa PMS terjadi akibat kombinasi dari berbagai faktor yang
kompleks yang salah satunya adalah akibat perubahan hormonal yang terjadi
sebelum menstruasi. Penurunan kadar hormon estrogen setelah ovulasi
mempengaruhi neurotransmitter di otak terutama serotonin. Serotonin memiliki
peranan dalam regulasi emosi.
Pola hidup yang tidak sehat terutama
faktor nutrisi diduga turut berperan dalam menyebabkan PMS. Pola nutrisi yang
tidak seimbang berupa diet tinggi lemak, tinggi garam dan gula, rendah vitamin
B (terutama Vitamin B6) dan mineral (magnesium, zat besi, zink, mangan).
Konsumsi kafein serta alkohol yang berlebihan dapat memperberat gejala yang
ada.
Menurut dr. Guy Abraham, penambahan nutrisi tertentu
disertai perubahan pola makan 1-2 minggu menjelang menstruasi dapat mengurangi
gejala PMS. Komposisi nutrisi yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
1)
Kurangi
asupan garam tubuh
Karena makanan asin bersifat meretensi air sehingga
dapat terjadi pembengkakan pada perut. Hal tersebut yang menyebabkan apabila
terlalu banyak mengkonsumsi makanan asin menjelang menstruasi akan menyebabkan
perut sering kembung dan sakit.
2)
Batasi
konsumsi minuman beralkohol
Alkohol mengandung zat etanol yaitu suatu zat yang
dapat merangsang sistem saraf pusat. Sehingga dapat mengganggu kerja hormon dan
sistem saraf dalam tubuh. Akibatnya gangguan PMS semakin tidak terkontrol.
3)
Minum susu
Kebutuhan kalsium harian orang dewasa sekitar 1000
mg/hari. Jika jumlah ini tercukupi, maka kalsium dalam tubuh dapat membantu
mengurangi gejala PMS seperti kram dan kejang perut. Hal ini terjadi karena
kalsium yang terkandung dalam susu dapat membantu tubuh melepaskan hormon endofrin (hormon tubuh yang dapat
membantu memberikan rasa nyaman) selama masa menstruasi.
4)
Perbanyak
makan makanan yang mengandung karbohidrat kompleks
Karbohidrat kompleks seperti nasi, jagung,
kacang-kacangan, gandum dapat menghilangkan gejala PMS. Hal ini karena hubungan
antara karbohidrat kompleks dan serotonin yang berfungsi mengendalikan mood,
nafsu makan dan tidur.
5)
Konsumsi
makanan yang banyak mengandung vitamin B6
Sumber vitamin ini ada pada ikan Tuna, hati sapi/ayam
dan lain-lain. Tercukupinya kebutuhan vitamin B6 terbukti dapat mengontrol
produksi hormon serotonin (hormon saraf yang mencegah depresan), sehingga otak
merasa lebih rileks menjelang PMS.
Nutrisi yang
dibutuhkan pada saat menstruasi
Mengingat pada proses menstruasi
terjadi pengelupasan endometrium disertai perdarahan, maka sudah barang tentu
gizi pada saat menstruasi harus mendapat perhatian. Gizi pada saat menstruasi
diperlukan untuk mengganti komponen darah yang hilang seperti zat besi dan juga
diperlukan untuk proliferasi jaringan endometrium.pada prinsipnya gizi pada
saat menstruasi harus memperhatikan pola makan seimbang sesuai dengan
kebutuhan. Akan tetapi mengingat pada saat menstruasi terjadi pengeluaran darah
disertai pembuangan sejumlah zat besi, maka diet pada saat menstruasi harus
memperhatikan kecukupan zat-zat gizi yang dikonsumsi.
Beberapa penelitian juga menyebutkan
hubungan beberapa zat gizi dengan penurunan tingkat nyeri saat menstruasi.
Sebuah jurnal yang ditulis oleh Werbach
(2004), menyatakan bahwa niasin, tiamin, vitamin E, dan magnesium dapat
mengurangi dismenore.
Wanita yang mengalami dismenore
perlu mengonsumsi kacang-kacangan atau makanan yang kaya akan omega 3 dan 6
sedikitnya dua atau tiga minggu sebelum datangnya haid. Ini dikemukakakn oleh
Dr. Salinel Jr. yang mengatakan bahwa kacang-kacangan atau makanan yang kaya
akan omega 6 merupakan suatu anti
inflammatory yang dapat mengatasi kegelisahan nyeri pada waktu menstruasi.
Beberapa zat gizi yang perlu diperhatikan
kecukupannya adalah sebagai berikut:
a. Zat Besi
Wanita mempunyai kebutuhan zat besi
yang lebih banyak karena proses fisiologis yang terjadi disepanjang kehidupan
wanita seperti menstruasi, hamil, dan menyusui. Setiap bulan seorang wanita
mengalami kehilangan darah haid yang berarti merupakan kehilangan zat besi
harian lebih kuran 1,0 mg atau kehilangan zat besi 28 mg setiap bulannya. Di
samping itu gaya hidup wanita seperti mengurangi asupan kalori agar tetap
langsing, juga berkontribusi terhadap kurangnya zat besi pada wanita. Pada
keadaan tidak haid rata-rata seorang anita hanya mengonsumsi 1000 kalori
makanan yang mengandung 6 mg zat besi. Pada saat haid wanita harus makan
sebanyak 3000 kalori untuk memenuhi kebutuhan zat besi hariannya sebesar 18 mg.
Sumber zat besi yang baik adalah
daging, ayam, hati, ikan, telur, serelia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran
hijau, dan beberapa jenis buah.
b. Protein
Protein harus dikonsumsi dalam
jumlah yang cukup saat menstruasi. Hal ini mengingat protein berperan dalam
produksi hemoglobin atau pemeliharaan sel-sel darah merah. Kebutuhuan protein
menurut FAO/WHO/UNU (1985) adalah konsumsi yang diperlukan untuk mencegah
kehilangan protein tubuh dan memungkinkan
produksi protein yang diperlukan dalam masa pertumbuhan, kehamilan atau
menyusui. Angka kecukupan protein orang dewasa sehari rata-rata adalah 1,0
mg/kg BB.
Sumber protein terbagi atas 2 jenis,
yaitu protein hewani seperti daging, ikan, telur, dan produk susu serta protein
nabati seperti kacang-kacangan, polong-polongan, dan biji-bijian.
c. Vitamin C
Vitamin C dapat meningkatkan
penyerapan zat besi heme (berasal dari daging) dan zat besi non heme (didapat
dari jenis padi-padian, sayur, kacang). Pada umumnya vitamin C terdapat pada
pangan nabati, yaitu sayur dan buah-buahan terutama asam, seperti jeruk, nanas,
rambutan, pepaya, dan tomat. Vitamin C juga terdapat pada jenis sayur-sayuran
dan kol.
d. Asam folat, vitamin B12
Asam folat dan vitamin B12
diperlukan untuk perkembangan sel yang normal. Kekurangan kedua vitamin ini
mengakibatkan terganggunya pembentukan sel darah merah. Sumber asam folat
terdapat pada sayur bayam, lobak, sayur berwarna hijau gelap, dan sari buah
jeruk. Sumber vitamin B12 terdapat pada hati sapi, hati ayam, kuning telur,
ikan kembung, sarden.
e. Magnesium
Magnesium berguna untuk
merelaksasikan otot dan dapat memberikan rasa rileks yang dapat mengendalikan
suasana hati yang murung (Hill, 2002). Selain itu, magnesium juga berfungsi
memperbesar pembuluh darah sehingga mencegah kekejangan otot dan dinding
pembuluh darah. Oleh sebab itu, magnesium berfungsi untuk mengurangi rasa sakit
saat menstruasi (Dean, 2010). Sumber utama magnesium adalah sayuran hijau,
serealia tumbuk, biji-bijian dan kacang-kacangan. Daging, susu dan hasilnya
serta coklat juga merupakan sumber magnesium yang baik (Almatsier, 2004).
f. Kalsium
Kalsium adalah mineral yang amat penting bagi manusia, antara lain bagi
metabolisme tubuh, penghubung antar saraf, kerja jantung, dan pergerakan otot.
Kalsium bersama dengan magnesium, berperan dalam transmisi saraf. Jika otot
tidak mempunyai cukup kalsium, maka otot tidak dapat mengendur sehingga dapat
mengakibatkan kram (Hill, 2002).
Sumber kalsium utama adalah susu dan
hasil olahan susu, seperti keju. Ikan
dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik.
Serealia, kacang-kacangan dan hasil olahan kacang-kacangan, seperti tahu dan
tempe, serta sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga, tetapi bahan
makanan ini mangandung banyak zat yang menghambat penyerapan kalsium seperti
serat, fitat dan oksalat (Almatsier, 2004).
g. Vitamin E
Vitamin E merupakan vitamin yang
larut dalam lemak. Vitamin E mempunyai fungsi sebagai antioksidan di dalam tubuh (Hill, 2001). Vitamin E sangat penting untuk melindungi
tubuh dari serangan radikal bebas serta mencegah berbagai penyakit, mengurangi kelelahan, hingga memperlambat
penuaan dini yang dikarenakan oleh proses oksidasi. Pada saat menstruasi,
vitamin E terutama yang terkandung di dalam kacang almond berfungsi untuk
membantu mengurang produksi hormon yang dapat menyebabkan kram saat menstruasi.
Sumber utama vitamin E adalah minyak
tumbuh-tumbuhan, terutama minyak kecambah gandum dan biji-bijian. Sayur-sayuran
dan buah-buahan merupakan sumber vitamin E yang baik. Daging, unggas, ikan, dan
kacang-kacangan mengandung vitamin E dalam jumlah terbatas (Almatsier, 2004).
Makanan yang
harus dihindari saat menstruasi
Berikut beberapa makanan yang perlu dihindari selama
menstruasi, seperti:
a.
Kafein
Kafein merupakan salah satu minuman
utama yang perlu dihindari karena bisa menyempitkan pembuluh darah dan membuat
tubuh terdehidrasi. Maka dari itu bila mengonsumsi kafein, tubuh akan merasa
tidak nyaman dan menimbulkan sakit kepala serta meningkatkan kecemasan dan
kegalauan. Lebih baik hindari minuman berkafein seperti kopi, soda, dan coklat
terutama selama menstruasi.
b.
Gula
Hindari makanan manis seperti permen
atau soda karena mengandung kadar gula yang tinggi. Mengonsumsi makanan dengan
kadar gula yang tinggi membuat kadar gula dalam darah meningkat dengan drastis
dan dapat membuat Anda mudah merasa kesal dan cepat lesu.
c. Makanan junk food
Makanan cepat saji atau junk food perlu dihindari karena
mengandung banyak lemak trans. Lemak trans ini akan meningkatkan hormon
estrogen yang bisa memunculkan rasa sakit tiba-tiba di rahim. Sehingga perut
akan terasa keram dan sakit.
d.
Makanan
Olahan/ Kalengan
Makanan kaleng atau olahan perlu
dihindari selama menstruasi karena kandungan sodium di dalamnya sangat tinggi.
Konsumsi sodium berlebih bisa mempengaruhi penyimpanan air dalam tubuh dan
membuat tubuh membengkak. Jadi lebih baik anda hindari makanan olahan seperti
kornet, keju kecap, dan MSG. Selain itu hindari makanan kaleng yang mengandung
lebih dari 200 mg sodium.
e.
Goreng-gorengan
Makanan yang digoreng mengandung
banyak lemak dan minyak yang dapat meningkatkan hormon estrogen. Sebaiknya
hindari makanan yang digoreng seperti jajanan gorengan, kentang goreng untuk
membuat rahim stabil dan menghindari rasa keram dan sakit.
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Haid atau
menstruasi merupakan ciri khas kematangan biologis seorang perempuan. Haid
merupakan salah satu perubahan siklik yang terjadi pada alat kandungan sebagai
persiapan untuk kehamilan.
Setiap
perempuan normal akan mengalami haid setiap bulannya, yang dipengaruhi oleh
faktor hormon, enzim , vascular, dan prostaglandin.
Sebelum
datangnya haid perempuan akan mengalami sindrom pra-haid yang dapat mengganggu
aktivitas sehari-hari, yang berupa perubahan-perubahan atau gejala-gejala fisik
maupun mental. Sindrom pra-haid ini berkaitan dengan meningkatnya kadar hormon
setiap bulan, rendahnya kadar gula, kekurangan vitamin, perubahan yang tetap
dalam bichemicals didalam otak yang mempengaruhi mood, kombinasi dari
faktor-faktor itu, atau bukan salah satunya.
Sindrom
pra-haid ini tidak selalu sama pada setiap orang, begitu juga dengan siklus
haid juga berbeda antara setiap perempuan walau saudara kembar sekalipun.
Siklus haid biasanya 28 hari, yang berlangsung selama 3-7 hari. Siklus ini
tidak selalu sama setiap bulannya. Perbedaan siklus ini ditentukan oleh
beberapa faktor, misalnya gizi, stres dan usia.
Siklus haid
ini berlangsung dalam 4 masa (stadium) yaitu stadium menstruasi, stadium post
menstruasi, stadium intermenstruasi dan stadium pramenstruasi.
Sekarang
para perempuan aktif yang sibuk bekerja, baik didalam maupun diluar rumah tidak
perlu khawatir lagi karena mereka dapat mengatur siklus haid mereka dengan cara
mengkonsumsi kontrasepsi oral yang mengandung hormone estrogen dan
progesterone.
Adapun
gangguan haid yang terjadi dalam masa reproduksi seperti hipermenore, polimenorea,
oligomenorea, amenorea, premenstrual mention, mastalgia, disminorea, dan masih
banyak gangguan haid lainnya yang sering dirasakan oleh setiap perempuan.
3.2.Saran
Saran yang
dapat penulis sampaikan melalui makalah ini adalah:
a.
Kepada setiap perempuan, agar selalu memperhatikan
siklus haidnya untuk menghindari terjadinya gangguan-gangguan yang berhubungan
dengan haid.
b.
Untuk menghindari terjadinya sindrom pra-haid, setiap
perempuan dianjurkan untuk melakukan perubahan-perubahan diet atau mengatur
pola makan.
c.
Kepada setiap orang tua, terutama orang tua perempuan agar
dapat menjelaskan tentang haid kepada anak-anaknya sedini mungkin untuk
mengurangi rasa takut yang sering dialami oleh anak-anak ketika menghadapi menarche (haid yang pertama
kali datang).
d.
Kepada tenaga kesehatan, agar dapat menjelaskan
mengenai segala hal yang berhubungan dengan haid, terutama gangguan-gangguan
selama haid.
DAFTAR PUSTAKA
Fairus, Martini & Prasetyowati. 2010.
Buku Saku Gizi & Kesehatan Reproduksi. Jakarta:EGC
Prof. Dr. Dr. Eddy Suparman, SpOG.K, dkk.
2012. Premenstrual Syndrome. Jakarta : EGC
Tim
Penulis Poltekkes Depkes Jakarta I. 2010. Kesehatan
Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika
Manuaba, IBG, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan. Jakarta.
Affandi,
Biran. 1996. Gangguan Haid pada Remaja
dan Dewasa. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo: Jakarta.
Tan, Anthony. 2002. Wanita dan Nutrisi. Bumi Aksara: Jakarta.
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo: Jakarta.
Tan, Anthony. 2002. Wanita dan Nutrisi. Bumi Aksara: Jakarta.